Senin, 10 April 2017

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Asror



Pada zaman dahulu ketika masih ada penjajahan di Indonesia. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda ada seseorang yang pertama kali menyebarkan agama islam di daerah Patemon dan sekitarnya yaitu Simbah kyai Cagak Luas (Simbah Kyai Abdullah). Simbah kyai Cagak Luas termasuk seseorang yang Alim dan Sholeh. Beliau adalah Kakek dari Simbah Kyai Asror, setelah Beliau (Simbah kyai Cagak Luas) wafat, perjuangan Beliau kemudian diteruskan oleh cucunya (Simbah Kyai Asror).
Simbah Kyai Asror juga termasuk orang yang alim dan sholeh. Simbah Kyai Asror juga merupakan orang yang pertama menyebarkan agama islam diwilayah Patemon ini dan juga merupakan murid dari Simbah Kyai Sholeh Darat (Semarang). Beliau adalah orang yang menamakan desa Patemon ini dengan nama lain Desa Legoksari (walaupun legok-legok tetapi sari). Simbah Kyai Asror kemudian mendirikan sebuah masjid didesa patemon ini yang di beri nama masjid Al-Asror yang kita kenal sampai sekarang ini, yang kemudian masjid itu diteruskan oleh Simbah Abu Karim, dst. Simbah Kyai Asror mempunyai tiga orang anak, yaitu : Simbah Kyai Wahab, Simbah Nyai Siti Khotidjah, dan Simbah Kyai Mustofa. Nyai Siti Khotidjah kemudian menikah dengan Kyai Syamsuri (Giri Kusumo). Salah satu putri beliau namanya Simbah Siti Hajar Rohmah, yang kemudian menikah dengan Simbah Kyai Suratman. Simbah Kyai Asror wafat kira-kira sekitar tahun 1800-an. Setelah Simbah Asror wafat, perjuangan beliau diteruskan oleh Simbah Kyai Suratman. Simbah Kyai Asror adalah kakek dari Simbah Kyai Suratman.
Simbah Kyai Suratman itu dulu aslinya orang Payaman (Magelang), pada masa mudanya beliau menuntut ilmu diberbagai daerah. Setelah menimba ilmu agama, kemudian tinggal di Semarang bersama kakeknya (Simbah Kyai Asror), Beliau juga termasuk salah seorang alim ulama’. Simbah Kyai Suratman kemudian menikah dengan Siti Hajar Rohmah. Setelah menikah, beliau dikaruniahi empat orang anak, yaitu: Simbah Kyai Sonhaji, Simbah Kyai Mastur (Mbah Hadi), Simbah Kyai Zubaidi, dan Simbah Kyai Zuhri. Beberapa tahun kemudian Simbah Kyai Suratman berjihad menyebarkan agama Allah dengan cara mendirikan sebuah pondok, Beliau mendirikan pondok kecil yang terbuat dari anyaman bambu\pring (Gedhek), yang sangat sederhana. Simbah Kyai Suratman kerap didatangi tamu-tamu dari kalangan Kyai, Polisi, Tentara, dll. Dari tahun ke tahun banyak orang-orang yang ingin belajar ilmu dengan beliau sehingga banyak orang yang mondok di pondok beliau. Simbah kyai Suratman juga merupakan kerabat dekat dari Simbah kyai Hasan Munadi (Nyatyono, Ungaran). Karena kealiman dan kesholihan beliau, banyak orang yang datang meminta nasihat dan do’a kepadanya. Terkadang ada orang yang memberikan hadiah kepada beliau karena jasa beliau.
Ada sebuah cerita, ada orang yang pernah meminta nasihat pada beliau untuk memberikan solusi dari masalahnya, hajat orang itu ternyata terkabul melalui perantara doa beliau dan orang itu memberikan hadiah seekor sapi kepada beliau. Dalam cerita lain ada orang yang menginginkan sapi beliau dengan ditukarkan tanah seluas satu hektar lebih, orang itu sudah mengetahui kehebatan sapi beliau dan menginginkannya untuk dijadikan hewan ternaknya. Sebelum Simbah Kyai Suratman wafat beliau berpesan kepada isterinya Simbah Nyai Rohmah untuk menjual tanah dan hartanya untuk keperluan menuntut ilmu anak-anaknya (mondok di pesantren). Simbah Kyai Suratman wafat pada tahun 1967, sedangkan Simbah Nyai Rohmah wafat sekitar tahun 1970an. Jadi sebelum adanya pondok Al Asror ini dulunya sudah ada pondok lagi yaitu pondoknya Simbah Kyai Suratman. Setelah Simbah Kyai Suratman wafat, perjuangan beliau tidak berhenti disitu, perjuangannya diteruskan oleh putranya simbah kyai Zubaidi.
Simbah Kyai Zubaidi waktu muda dihabiskannya di pondok pesantren, Setelah menimba ilmu di pondok pesantren, kemudian Simbah kyai Zubaidi pulang dan menikah dengan Nyai Siti Markonah, dari pernikahan itu beliau dikaruniahi beberapa orang anak. Setelah itu mendirikan pondok pesantren pertamanya pada tahun 1980 yang diberi nama Pondok Pesantren Assalafy Al Asror, yang terletak di sebelah selatan Masjid AL-ASROR. Pada waktu dulu orang yang berguru (ngaos) diSimbah Kyai Zubaidi itu santrinya laki-laki semua belum ada santri putri, karena banyak orang yang ingin berguru kepada beliau (mondok), kemudian beliau mendirikan satu pondok lagi yaitu pondok putra (bagian atas), yang letaknya di sebelah barat Masjid AL-ASROR, kira-kira 30 m, sedangkan pondok yang berada bawah di tempati oleh santri putri sampai sekarang ini. Dengan kegigihan, kesabaran, dan semangat. Simbah Kyai Zubaidi memberikan pengajaran sedikit demi sedikit kepada santrinya agar semua santrinya itu dapat mengetahui ilmu agama dengan lebih jelas dan pasti.
Tahun berganti tahun semakin banyak orang yang ingin mencari ilmu kepada beliau. Pada tahun 1987, Simbah Kyai Zubaidi mendirikan sebuah Madrasah yang diberi nama Madrasah Tsanawiyah. Setelah terus berkembang, kemudian pada tahun 1990, beliau mendirikan sebuah madrasah lagi yaitu Madrasah Aliyah yang keduanya diberi nama AL ASROR. Tujuan beliau adalah agar orang-orang dapat mengetahui dan menambah wawasannya dalam bidang umum (formal), kalau dipondok pesantren pengajarannya itu mengenai ilmu agama secara jelas/ khusus (non formal). Diberi nama AL ASROR itu karena diambilkan dari nama Simbah Kyai Asror, orang kedua yang menyebarkan agama islam di wilayah patemon ini dan orang yang telah menamakan desa Patemon ini dengan nama Legoksari. Setelah berselang agak lama beliau wafat pada tahun 1999. kemudian digantikan oleh putranya yang juga telah menimba ilmu agama di pondok pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim.
Putranya itu bernama KH. Almamnuhin Kholid (Gus Nuhin) yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Asror sekarang ini. Gus Nuhin setelah pulang dari menuntut ilmu di pondok pesantrennya kemudian menikah dengan Istighfaroh. Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniahi tiga orang anak, yaitu Gus Zida, Gus Naja, dan Mbak Dila. Beliaupun terus mengajarkan apa yang telah diperolehnya ketika masih menuntut ilmu di pondok pesantrennya dulu, karena banyaknya orang yang mondok dipondok Al Asror ini, Beliau kemudian mendirikan sebuah pondok untuk santri putra, yang sederhana (terbuat dari bata, semen, pasir, air, batu, dll). Yang letaknya disebelah utara Masjid Al Asror, tidak seperti dulu yang masih terbuat dari bambu (Gedhek). Setelah beberapa tahun kemudian beliau mendirikan pondok lagi untuk santri – santri putrinya. Di tahun 2014, beliau membangun kembali sebuah sekolah yaitu SMK Al-Asror yang terletak di belakang MA Al-Asror dan dibuka pada tahun 2015. Oleh karena itu penting bagi kita untuk merawat dan menjaga Almamater pondok. Kita juga harus melanjutkan perjuangan beliau yang telah bersusah payah mengajari kita sedikit tentang luasnya ilmu agama dan sebagai generasi penerusnya kita wajib mengamalkan apa yang diperoleh kita dipondok ini walaupun sedikit sekali agar kita mempunyai pembatas dalam pergaulan didalam masyarakat serta dapat mengamalkanya. Itulah gambaran tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Putra-Putri Assalafy Al Asror ini yang hanya sedikit sekali.

1 komentar:

  1. 5 steps to start a good-paying job: These are the three most expensive
    1. titanium flat irons Know how to apply at toaks titanium a titanium trim hair cutter reviews reputable, 출장안마 reputable and safe online gambling company. 2. Choose reputable and profitable casino chi titanium flat iron

    BalasHapus

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Dosen Pe...